Sebelum meninggal dunia, Syech Jangkung berpesan agar kelak kebo itu disembelih dan dibagikan kepada seluruh penduduk. Tapi, ketika ia meninggal dunia, kebo itu menghilang dan baru muncul pada hari ke 40. Oleh anaknya, kebo itu disembelih dan dibagikan kepada penduduk Landoh. Sementara itu, kulitnya (lulang) disimpan dengan rapi.
Suatu ketika ada seorang pedagang yang kehilangan sabuk pengikat barang dagangan. Ia mengadu kepada Tirtokusumo, anak Syech Jangkung yang akhirnya memberikan lulang kebo peninggalan ayahnya. Namun, di pinggir kampung sapi yang mengenakan lulang kebo itu mengamuk. Tak seorang pun yang berhasil pembunuhnya. Anehnya, sapi itu tiba-tiba menjadi kebal terhadap senjata. Ketika sapi itu kelelahan, Tirokusumo mengambil lulang kebo. Dan, sapi itupun dengan mudah bisa dibunuh dengan tombak. Dari kejadian tersebut, akhirnya masyarakat yakin jika Lulang Kebo Landoh adalah jimat sakti untuk kekebalan. Tirtokusumo kemudian membagikan lulang-lulang itu (dalam ukuran kecil kepada penduduk desa Landoh.
Bagi Saudara yang memiliki sangatlah beruntung mungkin mendapat dari warisan atau pemberian Guru Spiritual. Dan bagi Saudara yang ingin memahari harus hati-hati, karena Lulang Kebo Landoh Aspal banyak beredar dipasaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar